Kisah Nabi Nuh As Dan Kitab Runghatapa

THE HOLY BOOK RUNGHATAPAH

"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya : Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya adzab yang pedih. Nuh berkata, " Hai kaumku, sesungguhnya saya adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu. Yaitu hendaklah kamu sekalian menyembah kepada Allah dan takutlah kepadaNya".

( QS Nuh : 1-3 )


Semasa hidupnya dulu, Nabi Nuh As pernah menulisakan sebuah kitab untuk bekal hidup banyak orang. Hal ini beliau lakukan atas dasar petunjuk dari tuhan. Karena itu pula kitab ini kemudian tidak beliau tuliskan dalam bahasa beliau sehari-hari, tetapi justru menggunakan bahasa lainnya yang bernama Atimalsa, sedangkan aksara yang digunakan bernama Mursal.

Kitab ini cenderung bersifat tauhid, selebihnya memang membahas tentang berbagai persoalan hidup ( ilmiah dan batiniah ). Bahasa yang digunakan juga sangat tinggih, sehingga akan sulit dipahami oleh  kalangan umum. Ada lima pokok pembahasan yang terdapat dalam isi kitab ini. Di antaranya :

1. Ketauhidan tentang sang pencipta
2. Kemulian sang pencipta
3. Pencarian sang pencipta
4. Jalan menuju sang pencipta
5. Sang pencipta

Nama Runghatapa sendiri memiliki arti keheningan di antara kemulian. Karena itu, kitab ini juga memuat berbagai ilmu pengetahuan dan kesaktian yang paripurna. Sebagai bekal bagi siapapun untuk membangun peradaban dan bisa menempuh jalan hidup ini dengan baik dan selamat. Tidak hanya itu, bahkan dengan memegangnya saja, seseorang bisa memiliki kemampuan yang istimewa. Itulah salah satu kelebihan ( Mukjizat ) Nabi Nuh As yang tersimpan pada kitab ini.

" Kisah Nabi Syits As dan Kitabnya Natakawa "

" Kisah Nabi Sulaiman dan Kitabnya Ratamalsya "

Dari dulu hingga sekarang, perjalanan dari kitab ini sering berpindah-pindah tangan. Ada sekitar 1.200 orang yang pernah memegangnya. Ia terus berpindah tangan di antara para resi, pemimpin ( raja/ratu ) dan kesatria utama dalam jangku milyaran tahun belakangan ini.

Kini kitab itu sudah berpindah tangan, karena sudah ada seorang pemuda yang ditakdirkan menerima kitab itu di akhir zaman kelak. seorang kesatria utama yang telah dirindukan dari zaman ke zaman. yang tujuannya adalah memperbaiki keadaan zaman yang telah tidak beraturan ini menuju zaman keemasan yang terbaik nanti.

Wallahu A'lam

Previous
Next Post »